...................................KEPUASAN KERJA.............................


BAB I
PENDAHULUAN
            A.    LATAR BELAKANG.
Faktor – faktor yang mendasar yang terkait erat dengan kinerja adalah kepuasan kerja yang berkaitan dengan kesejahteraan. Kepuasan kerja dilatar belakangi oleh faktor –faktor,  yaitu imbalan jasa, rasa aman, pengaruh antar pribadi, kondisi lingkungan kerja, kesempatan untuk pengembangan, kondisi lingkungan kerja, kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri.
Teori motivasi Maslow menjelaskan bahwa imbalan jasa merupakan hirarki kebutuhan yang paling rendah guna memenuhi kebutuhan fisiologis seperti pangan, sandang, dan papan. Rasa aman merupakan hirarkii kebutuhan kedua dari bawah. Pengaruh antar pribadi atau disebut juga kebutuhan social merupakan kebutuhan ketiga dari bawah. Kesempatan untuk berkembang merupakan kebutuhan keempat dari bawah. Kebutuhan untuk meningkatkan diri dalam rangka aktualisasi diri merupakan kebutuhan kelima dari bawah. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa kinerja dipengaruhi oleh motivasi dan kepuasan kerja.
           B.     RUMUSAN  MASALAH.
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah makalah ini, yaitu:
1.      Apakah pengertian kepuasan kerja?
2.      Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.
3.      Apakah dimensi-dimensi kepuasan kerja?
           C.     TUJUAN.
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
1.      Mengetahui  pengertian kepuasan kerja?
2.      Mengetahui  faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.
3.      Mengetahui  dimensi-dimensi kepuasan kerja?


BAB II
PEMBAHASAN
           A.    KONSEP KEPUASAN KERJA
Menurut Handoko (2004) menyatakan kepuasan kerja (job satisfaction) sebagai keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para pegawai memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan sikap seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif pegawai terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Departemen personalia atau pihak manajemen harus senantiasa memonitor kepuasan kerja, karena hal ini dapat mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan dan masalah personalia vital lainnya.
Menurut Danang Sunyoto (2013) Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan sebentuk rasa senang terhadap apa yang telah dikerjakannya, namun kepuasan kerja bersifat subjektif. Kepuasan antara individu satu dengan individu lainnya cenderung berbeda, karena setiap individu mempunyai criteria kepuasan tersendiri dalam mengukur tingkat kepuasan hidupnya, namun kepuasan pegaawai dalam bekerja dapat dilihat dari bagaimana kinerja pegawai tersebut namun hal tersebut tidak menjamin pegawai merasa puas karena pada hakikatnya manusia tidak mempunyai rasa puas.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja pegawai merupakan sikap pegawai terhadap bagaimana mereka memandang pekerjaannya. Kepuasan pegawai dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan pegawai. Kepuasan atau ketidakpuasan pegawai adalah respon pegawai terhadap evaluasi tingkat kesesuaian antara harapan sebelumnya dan kinerja desain pekerjaan aktual yang dirasakan oleh pegawai. Jadi, tingkat kepuasan pegawai terhadap pekerjaannya dan karirnya merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja desain dan evaluasi pekerjaan dan karir yang dirasakan dengan harapan pegawai. Apabila kinerja desain dan evaluasi pekerjaan dan karirnya tidak sesuai dengan harapan atau harapan melebihi kinerja desain dan evaluasi pekerjaan dan karirnya, maka pegawai akan kecewa. Sedangkan apabila kinerja desain dan evaluasi pekerjaan dan karirnya sesuai dengan harapan atau bahkan melebihi harapannya, pegawai akan merasa sangat puas. Jadi kepuasan kerja adalah keadaan emosional seseorang terhadap pekerjaannya, ketika dia menemukan titik temu antara apa yang dia harapkan dari pekerjaan itu dan apa yang telah diberikan perusahaan terhadap dirinya.
Pegawai yang merasa puas dalam bekerja, yaitu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Selalu datang tepat waktu, artinya pegawai tersebut menghargai pekerjaannya dan bertanggung jawab atas tugas yang harus dikerjakannya.
2.      Senang dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu pekerja dalam bekerja berusaha menyukai pekerjaan yang dikerjakannya.
3.      Tidak mengeluh terhadap tugas dan pekerjaan yaitu selalu dapat menerima pekerjaan yang baru dan sulit dengan lapang dada.
4.      Selalu semangat dalam bekerja yaitu pegawai dalam bekerja mempunyai suatu energy yang penuh dalam bekerja.
5.      Betah berada di tempat kerja yaitu karyawan merasa nyaman berada di tempat kerja.
6.      Mempunyai hubungan harmonis dengan pegawai lain dan atasannya.
7.      Selalu belajar untuk lebih baik sehubungan dengan pekerjaan yang dikerjakannya misalnya seorang uru sejarah selalu belajar dan mengikuti perkembangan sejarah yang terjadi.
Selain kepuasan kerja para pegawai atau anggota organisasi dapat menyatakan ketidakpuasan dengan sejumlah cara misalnya mengeluh, tidak patuh dan mengelak dari tanggung jawab. Ada 4 (empat) respon dari ketidakpuasan baik yang konstruktif/destruktif maupun aktif/pasip (Robbins.2001) yaitu :
1.      Eksit, Ketidakpuasan yang diungkapkan melalui prilaku yang mengarah untuk meninggalkan organisasi(Mencari formasi baru atau berhenti).
2.      Suara, Ketidakpuasan yang diungkapkan dengan usaha aktif dan kontruktifmencoba memperbaiki kondisi organisasi (mencakup saran perbaikan, membahas masalah dengan atasan dan beberapa bentuk kegiatan)
3.      Kesetiaan Ketidakpuasan yang diungkapkan secara pasif, menunggu membaiknya kondisi organisasi (berbicara membela organisasi menghadapi kritik luar dan mempercayai organisasi dan manajemen untuk melakukan hal yang tepat).
4.      Pengabaian, ketidakpuasan yang dinyatakan dengan membiarkan kondisi memburuk (termasuk kemangkiran atau dating terlambatsecara kronis, upaya yang dikurangi dan tingkat kekeliruan yang meningkat).
  B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
  Ada beberapa factor atau pendapat yang dikemukakan tentang factor-faktor yang mempengaruhi        kepuasan kerja, diantaranya adalah (Danang Sunyoto ,2013) :
1.      Harorl E. Burt.
Harorl E. Burt mengemukakan tentang factor-faktor yang menimbulkan kepuasan erja, yaitu:
1)      Factor hubungan antar karyawn
a.       Hubungan antara manajer dengan karyawan
b.      Factor fisik dan kondisi kerja
c.       Hubungan social diantara para karyawan
d.      Sugesti dari teman sekerja.
2)      Factor individual
a.       Sikap orang terhadap pekerjaan
b.      Usia orang dengan pekerjaan
c.       Jenis kelamin
3)      Factor luas
a.       Keadaan keluarga karyawan
b.      Rekreasi
c.       Pendidikan

2.      Ghiselli dan Brown.
Ghiselli dan Brown mengemukakan tentang factor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yaitu:
1)      Kedudukan
a.       Orang beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada yang berkedudukan lebih rendah
2)      Pangkat
Pada pekerjaan yang mendasar pada perbedaan tingkat golongan, sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka ada yang beranggapan sebagai kenaikan pangkat.
3)      Umur
Dinyatakan ada hubungan antara kepuasan erja dengan umur karyawan. Umur 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40-45 tahun adalah karyawan yang biasa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaannya.
4)      Mutu pengawasan.
Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan . Dengan hubungan yang baik dengan pimpinan karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dalam organisasi.
Menurut Stephen Robbins ada empat factor yang dapat menjadikan tingkat kepuasan kerja karyawan tinggi, yaitu:
1)      Pekerjaan yang secara mental menantang
Orang lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka peluang untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan satu varietas tugas, kebebasan dan umpan balik seberapa baiknya mereka melakukan itu. Karakteristik ini membuat pekerjaan menjadi menantang secara mental.
2)      Imbalan yang wajar
Karyawan menginginkan system penggajian yang mereka anggap tidak ambigu, dan sejalan dengan harapan mereka. Bila penggajian itu kelihatan adil berdasarkan permintaan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pembayaran masyarakat, kepuasan mungkin dihasilkan.
3)      Kondisi lingkungan kerja yang mendukung
Karyawan merasa prihatin dengan kondisi lingkungan kerja mereka jika menyangkut masalah kenyamanan pribadi maupun masalah kemudahan untuk dapat bekerja dengan baik. Banyak studi yang menunjukan bahwa para karyawan lebih menyukai lingkungan fisik yang tidak berbahaya atau yang nyaman. Selain itu karyawan lebih suka bekerja yang tidak jauh dari rumah, dalam fasilitas yang bersih dan relative modern, dengan alat dan perlengkapan yang memadai.
4)      Rekan kerja yang suportif
Dari bekerja orang mendapatkan lebih dari sekedar uang yaitu prestasi yang berwujud, bagi sebagian karyawan kerja juga dapat mengisi kebutuhan akan interaksi social. Oleh karena itu tidak  heran jika seorang karyawan memiliki rekan kerja yang suportif dan bersahabat dapat meningkatkan kupuasan kerja mereka.
      C.     DIMENSI-DIMENSI KEPUASAN KERJA.
Ada 5 (lima) dimensi yang berkaitan dengan kepuasan kerja (Winardi.1992) yaitu :
1.      Gaji dan upah yang diterima ( Jumlah gaji atau  upah yang diterima dan kelayakan imbalan tersebut)
2.      Pekerjaan (Tugas  Pekerjaan dianggap menarik dan memberikan peluang untuk belajar dan menerima tanggung jawab).
3.      Peluang promosi.(Terjadinya peluang untuk mencapai kemajauan dalam jabatan).
4.      Supervisor (Kemampuan untuk menunjukkan perhatian terhadap para pegawai/karyawan)
5.      Para rekan sekerja.(dimana rekan sekerja bersikap bersahabat, kompeten, saling Bantu membantu, dan berkomitmen untuk mencapai misi dan visi organisasi.
Lima macam dimensi kepuasan jabatan telah diukur dalam studi tertentu dimana menggunakan apa yang dinamakan Indeks Deskiptif Jabatan (Job Descriptive Index). Yang diberi hak cipta kepada Bowling Green State University di Amerika Serikat (dalam Winardi, 2009:217). Dimana dimensi masing-masing dapat digambarkan sebagai berikut:
1.      Pekerjaan:
1)      Rutin,
2)      Kreatif,
3)      Menjemukan.
2.      Supervisi
1)      Meminta pandangan saya,
2)      Memuji karya baik,
3)      Tidak cukup melaksanakan supervisi,
4)      Memberitahukan keadaan saya.
3.      Orang-orang
1)      Merangsang,
2)      Ambisius,
3)      Terlampau banyak berbicara,
4)      Sulit dihadapi.

4.      Gaji atau upah
1)      Penghasilan cukup untuk pengeluaran-pengeluaran normal,
2)      Terlampau rendah,
3)      Kurang dibandingkan dengan apa yang seharusnya saya terima,
4)      Pembayaran sangat tinggi.
5.      Promosi-promosi
1)      Peluang baik untuk maju,
2)      Promosi berdasarkan kemampuan,
3)      Pekerjaan tanpa harapan maju,
4)      Kebijaksanaan promosi tidak fair.













BAB III
KESIMPULAN.

Kepuasan kerja merupakan respons emosional terhadap situasi kerja. Dengan demikian, kepuasan kerja dapat dilihat dan dapat diduga. Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan menurut seberapa baik hasil yang dicapai memenuhi atau melampaui harapan.
Kepuasan kerja dilatar belakangi oleh faktor –faktor, yaitu imbalan jasa, rasa aman, pengaruh antar pribadi, kondisi lingkungan kerja, kesempatan untuk pengembangan, kondisi lingkungan kerja, kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri.